Oleh: Alex Nanang Agus Sifa, S.Fil.I
Impian merupakan bahan bakar dalam melakukan berbagai aktivitas. Ia
akan menjadi penyemangat dalam mengarungi kehidupan. Ia juga akan
mengarahkan langkah kaki dan pikiran. Membimbing setiap tingkah laku
bagi pemiliknya. Mengarahkan kemana ia akan berjalan dan menuju.
Yang dimaksud impian di sini bukanlah sekedar impian yang muncul
ketika seseorang sedang nyenyak dalam tidurnya. Bukan bunga tidur yang
datang begitu saja tanpa rencana dan kehendak manusia. Namun yang
dimaksud di sini, impian sebagai sebuah cita-cita tinggi dalam hidup.
Yang bisa mengantarkan siapa saja meraih apa yang diinginkannya. Inilah
impian. Yang harus ditentukan sebelum tindakan. Yang harus direncanakan
dan dipikirkan agar menjadi sebuah kenyataan.
Hidup berawal dari mimpi, demikian sebuah lirik lagu dari salah satu
band ternama. Tanpa impian, seseorang akan merasakan kegersangan dalam
hidup. Langkahnya selalu terombang-ambing tanpa tujuan. Hidupnya akan
mengikuti arus tanpa tahu kemana akan bermuara. Ibarat sampah di tengah
lautan, terbawa arus air yang tertiup angin dan lama kelamaan akan
terpinggirikan.
Pepatah Barat pernah mengatakan bahwa seseorang yang hidup tanpa impian dan ambisi laksana burung tanpa sayap (man without ambition is like a bird without wings).
Burung yang tak bersayap akan merasakan kesulitan dalam hidupnya. Ia
akan kebingungan dalam hari-hari yang dilaluinya. Begitu juga seseorang
yang tidak memiliki sayap impian. Ia akan merasakan kegersangan dalam
menjalani kehidupan. Padahal untuk bermimpi kita tidak membutuhkan modal
materi, tapi kenapa diantara kita masih merasa enggan untuk bermimpi?.
Jika impian saja kita tidak memilikinya, lalu bagaimana dengan yang
lainnya?. Maka pantaslah jika Zig Ziglar pernah mengatakan: “orang miskin adalah orang yang tidak punya impian.”
Kenapa ada orang yang sudah bisa naik ke bulan? Karena sebelumnya ada
orang yang memimpikannya, Neil Amstrong buktinya. Kenapa ada komputer?
Karena pernah ada yang memimpikannya, Bill Gate tokohnya. Kenapa ada
lampu? Karena ada yang pernah memimpikannya, Thomas Alfa Edison
contohnya. Kenapa ada pesawat terbang? Karena ada yang memimpikannya,
Wright orangnya, walaupun terkadang impian tersebut terkadang ditentang
oleh banyak orang, seperti misalnya yang pernah dialami pencetus pesawat
terbang, Wright. Ketika ia mengungkapkan impiannya, tiba-tiba kakeknya
berkata: “tidak mungkin manusia bisa terbang.” Karena memang
itulah yang diyakini banyak orang sejak dulu. Akan tetapi Wright tidak
berhenti dalam mengejar mimpinya. Ia terus berusaha mewujudkan impiannya
itu sehingga menjadi kenyataan. Dan pada akhirnya, sesuatu yang
sebelumnya terlihat tidak mungkin bagi kebanyakan orang menjadi mungkin
setelah ia berhasil menciptakan pesawat terbang.
Begitu juga yang dialami oleh penemu Windows, Bill Gate. Windows
merupakan sistem operasi komputer nomor satu di dunia dan Bill Gate
menjadi orang terkaya di dunia. Ia pernah bermimpi jika suatu saat di
setiap rumah akan terdapat komputer. Dan ia yakin bahwa impiannya
tersebut suatu saat akan terwujud menjadi sebuah kenyataan. Alasannya
terangkum dalam kalimatnya: “komputer akan mempermudah semua
pekerjaan, karena akan tiba waktunya semua orang bekerja dengan komputer
dan kebutuhan akan komputer akan terus berkembang seiring dengan
peradaban dan siapa saja yang menguasai pertumbuhan teknologi komputer
maka ia akan menguasai dunia.” Dan saat ini kita bisa melihat bahwa
impian Bill Gate tersebut sudah mulai terbukti. Memang kemustahilan itu
akan menjadi ketidakmustahilan setelah mewujud ke dalam kenyataan.
Hidup yang penuh dengan tantangan ini akan menjadi terasa hampa bila
tidak ada impian. Pelajar menjadi malas dalam belajar, datang ke sekolah
hanya setor muka. Ia tidak pernah memperhatikan dengan baik penjelasan
dari gurunya. Terkadang lebih sering mengajak temannya ngobrol dan
keluar masuk kelas. Saat-saat tertentu berbuat onar dan kegaduhan ketika
tidak ada guru yang mengawasinya.
Begitu pula aktivitas yang lainnya. Bila tak pernah memiliki impian
dan cita-cita ingin menjadi lebih baik dari hari ke hari maka selamanya
tidak akan ada perubahan yang berarti. Bahkan bisa jadi kehidupannya
akan lebih buruk dan semakin sangat memprihatinkan serta memberatkan
orang-orang yang ada disekitarnya. Imam Abu Hanifah pernah mengatakan; “Gantunglah
cita-cita (impian)mu di tempat yang tinggi supaya ia tidak dapat
dimusnahkan oleh orang lain kerana cita-cita (impian) itu adalah sumber
kekuatan perjuangan yang tidak terhingga dari segi zahir dan batinnya.”
Seorang pelajar dengan adanya impian di dalam dirinya akan menjadi
termotivasi dalam belajar. Guru menjadi lebih bergairah dalam memberikan
pengajaran. Pedagang menjadi lebih bersemangat mencari keuntungan.
Seorang karyawan senantiasa terpacu untuk bekerja secara profesional.
Atau apapun diri kita dalam kehidupan sehari-hari akan senantiasa tampil
lebih baik, wajah tampak berseri dan memancarkan sinar kebahagiaan.
Semua itu bermula dengan impian.
Orang-orang yang sudah merasakan kesuksesan adalah mereka yang
dulunya memulai kesuksesannya dari titik mimpi. Ketika seseorang sudah
berani bermimpi, maka tak ada lagi kata gengsi. Impian akan menjadi
pendorong bagi dirinya untuk berbuat dan bertindak lebih banyak.
Hari-harinya akan diliputi dengan semangat dan setiap geraknya akan
lebih bermanfaat. “Kun himmataka fi ats-atsuraya wa rijlaka fi ats-tsara” (Jadikan cita-cita (impian)mu setinggi bintang Tsuraya walau kakimu masih berpijak di bumi).
Tidak ada komentar: